Koran Online, SORONG-Sebagai pendeta, Daniel Liline (58) sudah terbiasa mengajarkan makna tolong-menolong kepada jemaatnya. Tapi kali ini, ia sendiri yang merasakan makna gotong royong itu melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS Kesehatan.
Istrinya tengah berjuang melawan sakit liver. “Dampak Program JKN bagi saya dan keluarga sangat besar. Sejak awal pengobatan, semua biaya ditanggung BPJS,” ujar Daniel saat ditemui di Sorong, awal November ini.
Perjalanan pengobatan sang istri tak singkat. Awalnya ia dirawat di RSUD Kabupaten Sorong dr. J.P. Wanane. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter, penyakitnya tergolong berat dan membutuhkan perawatan lanjutan. Melalui sistem rujukan berjenjang, mereka kemudian dikirim ke RS Siloam Manado.
“Di sana pelayanan baik, petugas BPJS juga responsif. Setiap kali kami butuh penjelasan, selalu dibantu,” kata Daniel.
Kini istrinya menjalani perawatan di RS Sele Be Solu, sudah lebih dari sepekan. Semua biaya rawat inap, obat-obatan, hingga pemeriksaan ditanggung penuh oleh JKN.
“Selama dirawat, kami tidak keluar biaya sepeser pun. Prosesnya cepat dan tidak dipersulit. Saya bisa fokus mendampingi istri tanpa pusing soal biaya,” ujarnya.
Sebagai peserta JKN dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI), Daniel mengaku bersyukur. Baginya, program ini bukan sekadar jaminan kesehatan, tapi juga bentuk nyata solidaritas sosial.
“Kalau bayar sendiri, biayanya besar sekali. Tapi dengan BPJS, cukup tunjukkan KTP, langsung bisa dilayani,” katanya.
Tak berhenti pada dirinya, Daniel kini menjadi penggerak kecil di lingkungannya. Ia rutin mengingatkan jemaat untuk ikut program BPJS. “Jangan tunggu sakit baru urus BPJS. Banyak yang menyesal karena belum daftar saat butuh,” katanya.
Program JKN berjalan dengan prinsip gotong royong: peserta sehat membantu peserta yang sakit, yang mampu menolong yang kurang mampu. Bagi peserta PBI seperti keluarga Daniel, seluruh iuran ditanggung pemerintah.
“Harapan saya, BPJS bisa lebih menjangkau masyarakat di daerah terpencil. Masih banyak yang belum tahu manfaatnya,” ujarnya menutup pembicaraan. (**/ARY)














































